PERJALANAN
TERBAIK 2017
(Perjalanan Mimpi Anak
Sopir Angkot)
Tahun 2017 menjadi tahun ketiga
sejak saya memutuskan untuk hijrah dari dunia kampus menuju dunia yang
sebenarnya saya rasakan. Bukan nya saya putus kuliah, akan tetapi saya
memutuskan untuk lebih aktif diluar kampus ketimbang dalam kampus. Semester 3
awal adalah saat-saat saya merasakan gejolak yang sangat luar biasa didalam
diri saya, mulai tidak betahnya saya di kampus adalah salah satunya. Julukan mahasiswa
kupu-kupu sepertinya sempat saya rasakan selama dua semester. Semester
berikutnya saya mulai akfti dibeberapa organisasi mahasiswa internal kampus,
namun rasanya nihil, saya menemukan kejenuhan itu kembali. Lalu apa yang
membuat saya sadar dan memutuskan untuk hijrah ?
Mulai dari 2015, saya sudah mulai
mengikuti beberapa kegiatan yang bisa menambah wawasan dan inisiatif saya untuk
berkembang. Setelah dari tahun 2015, saya mulai aktif mengikuti beberapa event
atau kegiatan pemuda sampai tahun 2017. Khusus ditahun ini, banyak sekali
kegiatan-kegiatan pemuda yang saya ikuti untuk menambah wawasan dan bekal saya
ketika lulus kuliah nantinya. Perjalanan itu saya tulis di blog pribadi saya
ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk mengajak generasi muda
untuk jangan takut bermimpi dan terus belajar untuk meng-upgrade diri menjadi
pemuda yang berwawasan luas.
Awal tahun 2017, agenda pertama yang
saya ikuti ialah Indonesia Initiave
Leader Forum 2017 di Yogyakarta. Acara tersebut dilaksanakan oleh
organisasi Sahabat Inspirator. Kegiatan ini menjadi unik, karena beberapa hari
setelah dinyatakan lolos sebagai salah satu peserta IILF 2017, saya juga
dinyatakan lolos event pemuda lainnya yaitu Youth
Adventure Day 2017 di Yogyakarta juga. Menjadi spesial, karena untuk menuju
IILF 2017 saya dibantu secara finansial oleh kampus dimana saya belajar. Ini kali
kedua saya mendapat dana bantuan untuk kegiatan mahasiswa, setelah tahun lalu
dibantu untuk kegiatan Pelatihan Pemimpin Bangsa Ke-10 di UGM. Namun ini adalah
kesempatan terakhir saya mendapat dana bantuan dari kampus, karena sudah dua
kali dan harus gantian dengan mahasiswa yang lain.
IILF 2017 adalah pelatihan
kepemimpinan kedua yang pernah saya ikuti. Diacara ini saya bertemu puluhan
mahasiswa dan pemuda seluruh Indonesia dan saling sharing mengenai kegiatan
mereka di daerah dan berdialog tentang kepemimpinan. Setelah mengikuti IILF
2017, dua hari berikutnya saya mengikuti kegiatan petualangan yang dibungkus
dengan seru, walaupun saya tidak suka mendaki gunung atau hiking, tapi di acara
YAD 2017 saya jadi lebih suka mendaki dan hiking bareng-bareng temen. Di YAD
2017 saya punya banyak kelompok, inilah yang membuat saya suka camp yang satu
ini, mulai dari kelompok dengan fasil yang bernama “Bukit Raya Squad”, kelompok
tenda, kelompok hiking “Gajah”, kelompok outbond dan kelompok ubur-ubur. Saya yakin
panitia YAD 2017 sudah sangat pintar membagi pola ini supaya sesama peserta
bisa saling sharing dan tukar informasi.
Menjadi pengalaman yang sangat
berharga ialah saya ingin pulang menuju Aceh lalu saya ketinggalan pesawat 5
menit dan tiket secara tidak langsung hangus. Saat menuju bandara, saya telat 5
menit dengan maskapai yang cukup tinggi ratingnya di Indonesia dengan ciri khas
warna hijau muda. Mulai saat itu, saya merasa ada kejanggalan dalam setiap
jadwal penerbangan pesawat. Bila maskapai tersebut delay sampai beberapa jam,
penumpang hanya diberi makanan atau dispensasi lainnya, akan tetapi bila calon
penumpang telat hanya beberapa menit saja, tiket yang dibeli mahal-mahal harus
hangus dan hilang begitu saja. Ya, itu bisa menjadi pelajaran teramat berharga
bagi saya secara pribadi. Mulai saat ini, bila saya ada perjalanan menggunakan
moda transportasi pesawat, saya akan lebih awal menuju bandara, minimal 2 jam
sebelum keberangkatan.
Setelah tak begitu lama, saya
kembali lagi ke kampus untuk melanjutkan beberapa perkuliahan yang telah saya tinggal,
mulai dari menyelesaikan skripsi dan proses skripsi yang cukup lama. Berselang berapa
bulan, akhirnya saya ikut lagi event kepemudaan tingkat provinsi yang
diselenggarakan oleh sahabat saya yang baru pulang dari kegiatan yseali di
semarang. Aceh Globalized Camp 2017
yang dilaksanakan di salah satu sekolah pelosok yang ada di kabupaten Aceh
Utara. Buat kamu yang ingin tau tentang acara tersebut, bisa ikuti akun mereka @jaroeaceh via instagram.
Tahun ini juga, ada dua ajang duta (pageant) yang saya terlinbat menjadi
panitia didalam nya. Mulai dari pemilihan Duta Wisata Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017 dan Pemilihan Duta GenRe Aceh 2017. Kedua ajang ini pernah saya
ikuti sebelumnya, maka dari itu sebagai alumni saya terlibat untuk menjadi
panitia dalam kegiatan tersebut. Pemilihan duta wisata kabupaten Aceh Utara
2017 menjadi kegiatan yang sangat luar biasa, karena saya terlibat langsung
dalam setiap kegiatan nya sampai menjadi tim Aceh Utara menuju pemilihan duta
wisata Aceh tahun 2017. Dari pemilihan tingkat provinsinya, abang saya Muhammad
Hatta dan adik saya Kenny Suwanda berhasil menorehkan prestasi yang sangat luar
biasa. Bangga tak habis-habisnya saya haturkan kepada mereka berdua yang sudah
tiga bulan sebelum ajang tersebut telah bersusah payah belajar sangat ekstra. Namun
lagi-lagi usaha tak pernah mengkhianati sebuah proses yang telah dicapai.
Nah, saya lupa satu hal. Sebelum berkegiatan
diatas, pada bulan mei saya diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan
kepemimpinan yang di selenggarakan oleh organisasi tempat dimana saya bernaung
yaitu Yayasan Bina Antarbudaya. Kebetulan saya sudah 2 tahun menjadi relawan di
yayasan tersebut untuk chapter Banda Aceh. Suatu hal yang tak bisa saya lupakan
ialah ketika saya di rekomendasi oleh ketua chapter untuk mengikuti pelatihan
kepemimpinan yang diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan mei. Bertemu 25
pemuda-pemudi seluruh Indonesia yang sudah terlibat secara aktif di yayasan
tersebut. Pelatihan tersebut menjadi spesial karena pelatihan ini dipenuhi oleh
pemuda-pemudi yang cerdas. Pada akhir november, alhamdulillah saya mendapat
kesempatan lagi untuk bisa mengikuti pelatihan social enterprise workshop dari yayasan Bina Antarbudaya yang
diadakan di Bali selama 4 hari. Menarik sekali, bahwasannya sebelum
keberangkatan ke Bali, saya pernah bermimpi ingin ke Bali untuk bertemu teman
saya yang sedang menjadi relawan di karangasem. Tak disangka-sangka, dua minggu
setelah mimpi saya itu, ternyata Allah Swt menjabah mimpi saya untuk bisa
berkunjung ke Bali. Anugerah terindah di tahun 2017 bagi seorang Heru ialah
bisa mengunjungi Bali yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya. Allahuakbar!!!
Tak henti-hentinya saya bersyukur
dan selalu memanjatkan doa kepada Allah Swt dengan pemberian yang teramat indah
dan baik kepada saya. Perihal kampus, alhamdulillah di semester 8 saya telah
menyelesaikan seminar proposal skripsi. Walau telat, namun saya sangat
menikmati proses tersebut dengan nikmat sekali. Dan di semester 9 ini, saya
telah mendaftarkan untuk mengikuti sidang skripsi sebagai syarat saya
mendapatkan gelar sarjana ilmu komunikasi (S.I.Kom) di kampus Universitas
Malikussaleh Aceh. Berkat dukungan sahabat, dosen pembimbing dan orangtua
terhadap saya, membuat saya jadi semangat menghadapi bangku perkuliahan
tersebut.
Satu event lagi yang menutup tahun
2017 yang sangat saya banggakan dan teramat saya simpan sebagai kenangan dalam
hidup saya. Disaat saya revisi beberapa kesalahan di skripsi saya menuju
sidang, saya beranikan mengikuti kegiatan yang saya pikirkan menjadi terakhir
sebagai mahasiswa, namun tak berhenti disitu ternyata. Anti Corruption Youth Camp 2017 adalah persembahan yang Allah Swt berikan kepada saya.
Bertemu 55
pemuda-pemudi seluruh Indonesia pada tanggal 3-10 desember 2017 di kota dengan
julukan kota kembang. Ya, kota Bandung emang selalu menghadirkan kesan
tersendiri bagi siapapun yang berkunjung ke kota ini. Selama tujuh hari saya
terus mengukir kenangan dan harapan di wisma bina marga di jalan riau yang
menghadirkan sebuah kenangan terbaik diakhir tahun. Sebelum bertemu 55
pemuda-pemudi di acara tersebut, saya bertemu lima orang yang saya anggap telah
banyak merubah paradigma saya tentang dunia dan akhirat. Abdullah, Frisnanda,
Kaharuddin dan Indra adalah sahabat sekaligus keluarga yang dipertemukan selama
7 hari dikamar yang kami anggap paling luas dan bisa kami gunakan untuk sholat
berjamaah setiap saatnya yang selalu di pimpin oleh Abdullah dan Kaharuddin.
Pelatihan ini membuat saya sadar,
bahwa kejahatan korupsi adalah bahaya latin yang telah membuat bangsa ini
sensara dengan dirampasnya hak orang lain oleh para koruptor. Bagi saya,
korupsi adalah penyakit, penyakit hati yang menyerang siapa saja dan
membahayakan kehidupan dirinya dan orang lain secara berkesinambungan. Maka dari
itu Anti Corruption Youth Camp 2017 telah membuka mata saya tentang perilaku
korupsi yang sangat berbahaya dan harus kita jauhi bersama. Mengapa bersama ?
karena dengan bersama-sama, kita bisa kuat dan saling mengingatkan antara satu
sama lainnya. Mudah kan ? Berani, Jujur, Hebat !!!
Di tahun 2018, doa saya tetap tidak
pernah berubah, ingin menjadi pribadi yang selalu belajar akan hidup,
memperbaiki diri, menjadi anak yang dibanggakan oleh orangtua, dan berguna bagi
orang banyak. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang
lain.
Heru Tesar
Ichsan
Founder
Turun Tangan Lhokseumawe
Alumni Anti
Corruption Youth Camp 2017
Volunteer of
Bina Antarbudaya Chapter Banda Aceh
Email : herutesarichsan@gmail.com
Mohon titipkan pesan anda di bawah ini yah
BalasHapusMantappp bang 👌
BalasHapusTerimakasih saudara lampungkuh @Allabus Royan
Hapus